Latest News

Test Footer

Technology

Blogroll

Recent Posts

Tuesday, July 1, 2014

KHAWATIR ANAK





KHAWATIR ANAK
(Baca: Lukas 2:41-52)

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, 
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.  Lukas 2:52.

Banyak orang khawatir anak.  Tidak punya anak, khawatir kenapa belum diberikan momonganoleh Tuhan?  Sudah punya anak, khawatir bagaimana masa depannya?  Khawatir kalau anak lambat bicara;  khawatir kalau anak gampang sakit; khawatir anak  bila jalan hidupnya tersesat.  Khawatir menjadi produk cemas dan takut dari banyak orang.
Sehari perjalanan dari Yerusalem menuju Nazareth barulah Yusuf dan Maria menyadari Anaknya tidak bersama mereka (Lukas 2:44).  Sebagai orang tua tentu khawatir anaknya hilang karena tersesat, diganggu orang, sakit atau ada kecelakaan.  Akhirnya mereka justru menemukan Yesus di Bait Allah menuntun para pemuka agama lewat dialog.  Sebenarnya Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia lewat perantaraan Maria (Lihat Matius 1:20; Lukas 1:35).  Sebagai orang tua mereka lega mengetahui anaknya bukan saja di jalan yang benar tetapi menjadi berkat banyak orang.
Hari ini banyak orang khawatir akan banyak hal termasuk anak.  Terlalu memanjakan anak hasilnya tidak baik, terlalu membiarkannya juga hasilnya buruk.  Satu hal yang paling penting dalam mendidik anak bukan saja keseimbangan tetapi prioritas mendidik anak dalam Tuhan.  Bisa jadi berupa cerita Alkitab sebelum tidur, doa sebelum makan, bersaksi tentang pertolongan Tuhan dalam hidup orang tua bahkan persekutuan keluarga (Mezbah keluarga).  Apabila ada khawatir, mari kita bawa kepada Tuhan dalam doa; dengan cara Tuhan dan di dalam Tuhan.  Amin.

BAWALAH KHAWATIRMU KEPADA TUHAN.  IA LEBIH BERKUASA DARI SEGALA PERMASALAHAN YANG KITA HADAPI.



 Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Friday, June 27, 2014

GIGITAN BERNILAI 1,4 MILIAR




GIGITAN BERNILAI 1,4 MILIAR


(Baca: Galatia 5:1-15)

Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Galatia 5:15


Pernakah Anda membayar mahal atas makanan yang Anda gigit (baca: makan)? Bagaimana rasanya bila disuruh membayar 1,4 Miliar rupiah untuk sekali gigitan? Mau?  Itulah yang dilakukan oleh Suarez dalam pertandingan sepak bola piala dunia Grup D (Uruguay vs.Italy) di Brazil 2014. 
Pemain dari Urugay, Luis Suarez mengigit Giorgio Chiellini (Italy) di lapangan Estadio Das Dunas (26 Mei 2014).   Suka menggigit Suarez sudah beberapa kali dilakukan dalam gelanggang pertandingan.  Karakter buruk yang dipelihara lebih dari 10 tahun  dan banyaknya catatan pelanggaran membuat FIFA memberikan sanksi terberat sepanjang sejarah sepak bola dunia. Apa itu? Salah satunya adalah denda sebesar 100.000 Franc Swiss (sekitar Rp.1,4 Miliar).  Inilah harga ketidakmampuan menguasai diri Suarez dalam pertandingan sepak bola.

 Hidup ini juga seperti pertandingan (I Korintus 9:24-27).  Setiap orang yang tujuannya hanya untuk nafsu dan ambisi duniawi, telah menodai aturan Pencipta terhadap alam semesta. Tuhan memanggil setiap orang bukan hanya bertobat dan beriman kepada Kristus, tetapi juga menjalani hidup merdeka yang jadi berkat.
Hari ini banyak orang seperti Suarez, saling mengigit, menjatuhkan, memfitnah, membenci, membalas dan menghancurkan.  Itulah yang dilakukan dunia saat ini. Yuk, jangan ikutan mengigit karena konsekuensinya sangat mahal dan merugikan diri sendiri. Kristus memanggil kita bukan untuk ikutan membusuk tetapi tetap bersikap positif dan saling melayani.  Tidak mudah memang, tetapi itulah panggilan semua orang percaya, seperti tertulis: Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daign dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Galatia 5:24). Amin.



GIGIT MENGGIGIT BUKANLAH SOLUSI CERDAS. FOKUS MELIHAT APA YANG KRISTUS LIHAT DAN BERUSAHA MELAKUKAN APA YANG KRISTUS MAU KITA LAKUKAN, ITULAH KECERDASAN HIDUP.




  Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Sunday, June 22, 2014

TEMPAT PINDAHAN





TEMPAT PINDAHAN
Mazmur 127:1
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Mazmur 127:1


Apakah Anda pernah pindah tempat sebelumnya?  Bagaimana rasanya?  Baik itu rumah kontrakan ataupun rumah baru, yang namanya pindah itu bisa terasa nano-nano (bermacam rasa dan suasana hati). Ada persiapan, ada penyesuaian, dan tentu saja ada suasana baru.  Apapun usahanya, ada hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh semua orang apabila hendak pindahan tempat yakni melibatkan Tuhan.
Raja Salomo yang terkenal sukses dan sekaligus berhikmat mengerti benar apa prinsip dasar sebuah rumah atau yang disebut home teritorial.  Orang bisa mendirikan rumah (house) tetapi belum  tentu bisa menikmati suasana rumah (home). Tumpukan semen, pasir dan batu bata hanya alat untuk sebuah sarana.  Sekuritas hanya sebuah cara untuk rasa aman (Mazmur 127:1). Kuncinya agar rumah jadi home dan sekuritas menjadi saved adalah melibatkan Tuhan.
Orang yang melibatkan Tuhan tidak akan kekurangan penyertaan Tuhan. Jadi apabila kita melibatkan Tuhan, mari kita tinggalkan sikap negatif sungut-sungut, mengeluh, dan kuatir.  Gantilah dengan sikap positif yang antusias, optimis, kerja keras dan tetap berdoa.  Seperti istilah latin, ORA ET LABORA (bekerja dan berdoa), maka berkat Tuhan akan mengalir dan kita boleh menikmati sambil mengucap syukur.  Raja Salomo antusias libatkan Tuhan, bagaimana dengan Anda? - JS


ORANG YANG MELIBATKAN TUHAN, TIDAK AKAN KEKURANGAN PENYERTAAN TUHAN.  MANAKAH YANG ANDA PILIH DALAM MENJALANI HIDUP INI? ANTUSIAS ATAU PESIMISTIK?

 Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Thursday, June 19, 2014

Renungan Inspiratif - Pria Di Balik Kesuksesan Coca Cola


Renungan Inspiratif - Pria Di Balik Kesuksesan Coca Cola

Roberto Goizueta, yang merupakan salah seorang di balik cerita sukses bisnis The Coca Cola Company, pernah berkata: 'Kau hanya akan tersandung bila kau bergerak.'
Jadi di saat kita terjatuh, tidak sebaiknya kita merasa patah semangat, karena itu berarti kita sedang bergerak melakukan sesuatu, bukan hanya berdiam diri di satu titik.


Atau misalnya sebuah contoh lain, dimana anda terus menerus termotivasi untuk menghindari kegagalan dengan selalu bermain aman, apakah dengan begitu kita bisa menjadi lebih baik? Seperti pepatah lama bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Bukannya berarti kita harus mencari-cari kegagalan, namun dengan selalu bermain aman dan menghindari tantangan, tentunya akan sulit bagi kita untuk belajar tentang arti kesuksesan yang sesungguhnya.
 

Namun disaat mengambil resiko, ada kemungkinan kita akan terjatuh. Hal itu pasti tidak menyenangkan, kita mungkin ingin merangkak bersembunyi di bawah batu atau hilang tertelan bumi. Tapi jangan! Sebaliknya, kita harus bangun dan mengingat bahwa para investor dan pebisnis besar di masa lalu pun sering gagal berkali-kali sebelum mendapatkan kesuksesan mereka.
Seperti Roberto Goizueta tidak takut terlihat bodoh demi meraih sukses. 


Meskipun bangga dan percaya diri dengan keahlian bisnisnya, namun dia tidak segan-segan mengakui keterbatasan dan kekurangannya dengan sering mengajukan pertanyaan mulai dari pertanyaan sederhana tentang nilai pasar hingga perhitungan kompleks laba dan nilai modal yang diinvestasikan.Apakah itu kita seorang pebisnis, manajer, mekanis, atau guru sekolah, kemampuan untuk terus meningkatkan keterampilan yaitu dilihat dari dedikasi, disiplin dan fokus dalam belajar, kesemua hal tersebut dapat membuat perbedaan antara karir yang buntu dan karir yang terus melesat untuk posisi yang lebih tinggi.

Perbedaan antara keberuntungan dan kesuksesan terletak pada cara mereka menjadi sukses. Mereka yang beruntung, tidak menemui kendala berarti untuk berada di puncak, namun sebenarnya orang yang bisa disebut sukses adalah mereka yang bisa bangun dari keterpurukan, belajar dan menata kembali langkahnya menuju puncak.

Kata Motivasi:
"Jika anda mengambil resiko, anda mungkin gagal. Tapi jika anda tidak mengambil resiko, anda sudah pasti gagal. Resiko paling terbesar adalah tidak melakukan apa-apa."
Roberto Goizueta

Sumber Referensi:
I'd Like The World to Buy a Coke: The Life and Leadership of Roberto Goizueta oleh David Greising

Bahan Renungan - Hentikan Meneriaki Anak dan Mulailah Berbisik


 Artikel Hentikan Meneriaki Anak dan Mulailah Berbisik
Bahan Renungan - Hentikan Meneriaki Anak dan Mulailah Berbisik

Apakah Anda tahu?
Hasil penelitian menunjukkan tiga dari empat orangtua menjerit atau meneriaki anak-anak mereka paling tidak satu kali sebulan. Dr. Phil McGraw mengakui konsep yang sudah tidak asing tersebut. Dalam sebuah wawancara, dengan nada bercanda dia berkata, “Sampai mereka berusia 5 tahun, aku mengira anak-anakku tuli.” Banyak orangtua yang meneriaki anak-anak mereka dikarenakan mereka merasa itu memang sesuatu yang perlu dilakukan. 

 Tapi Dr. Phil yang seorang psikolog ini mengatakan bahwa dengan meninggikan suara pada anak-anak Anda demi mendapatkan perhatian mereka maupun mengubah perilaku mereka, tak urung justru tidak efektif. “Hal ini akan menghentikan komunikasi, itulah letak masalahnya. 

Segera setelah Anda mulai berteriak, anak-anak akan langsung masuk ke dalam mode menutup diri.” Ketika seorang anak sedang marah, langkah paling bijak untuk Anda ambil adalah dengan berbisik pada mereka. Hal ini karena berbedanya tindakan tersebut dengan yang sehari-hari mereka dengar. 

Jika Anda merendahkan level Anda dan berbisik, maka mereka harus diam demi untuk mendengar Anda. Anak-anak itu sangat teramat penasaran. Menurut penelitian yang dilansir dari The Wall Street Journal, anak-anak yang diteriaki mungkin lebih cenderung memiliki masalah perilaku, gejala depresi dan hubungan kurang memuaskan ketika mereka dewasa nanti.

Kebiasaan yang Diulang

 

Kebiasaan yang Diulang

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?" 

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih." 

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut! 

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!
Sumber : andriewongso.com

 

 

Sunday, June 1, 2014

GAYA HIDUP MENGEMIS



GAYA HIDUP MENGEMIS

(Baca: Lukas 12:16-21)





Bagaimana perasaan Anda bila disebut �Pengemis�? Marah? Jengkel? Terhina? Itulah sebutan  Eisha warga distrik Al-Balad, Jeddah-Arab Saudi.  Pengemis satu ini memiliki uang 9 miliar dan 4 buah rumah. Ia begitu kaya, namun tetap mengemis sebagai gaya hidup karena kuatir kelak hidupnya lebih susah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata �Pengemis� didefinisikan sebagai orang yang meminta-minta sedekah dengan merendah. 
Yesus menyampaikan perumpamaan orang kaya yang bodoh.  Ia begitu cekatan mengatur semua investasinya (Lukas 12:16-18). Ia bahkan hendak menikmati hidupnya lebih cerdas dari pada Eisha yang sampai matinya tetap sebagai pengemis. Kendati demikian Firman Tuhan menyebutnya bodoh! Bodoh karena tidak berkuasa mengatur hartanya setelah mati.  Bodoh terlebih karena tidak menyiapkan investasi surgawi di hadapan Tuhan (Lukas 12:21).
Eisha lahir dari orang tua pengemis. Karena ia memutuskan mengemis adalah gaya hidupnya, maka ia pun meninggal sebagai pengemis.  Orang boleh menyebut ia sebenarnya kaya, tetapi menurut saya: ia adalah sungguh orang miskin walaupun kaya.  Anda mungkin tidak sekaya orang yang memiliki banyak saham di wall street. Nama Anda kemungkinan besar tidak tercatat sebagai orang kaya versi Forbes.  Bisa jadi Anda hidup pas-pas-an.  Pas mau makan, eh ada.  Pas mau belanja, eh ada uang.  Pas mau keluar, eh ada kendaraan.  Apapun keadaan Anda, jangan jadikan mengemis sebagai gaya hidup.  Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi kaya di hadapan Tuhan, baik dengan cara memberi, melayani, membangun ataupun membantu.  Selamat menjadi kaya! Tapi ingat, harus dihadapan Tuhan.  Immanuel.

LAHIR SEBAGAI ORANG MISKIN BUKAN PILIHAN, TETAPI MATI MISKIN ADALAH PILIHAN. APAPUN DAN SIAPAPUN ANDA, ADA KESEMPATAN JADI KAYA DI HADAPAN TUHAN.